(Palangka Raya, 27/10/24), SD Muhammadiyah Pahandut adalah salah satu sekolah yang menyelenggarakan (Implementasi Kurikulum Merdeka) IKM dengan level Mandiri Berubah. Tahun pertama sudah mengimplementasikan P5 untuk Tema "Gaya Hidup berkelanjutan". Tema tersebut mengusung judul "Dari Dapur untuk Bumi". Peserta didik diajak untuk peka terhadap alam, dengan memanfaatkan lingkungan sekitar. Sampah-sampah dari dapur berupa kulit bawang, kulit buah, sisa sayuran dan makanan dipisah untuk dijadikan eco-enzym.
Eco-Enzym merupakan enzim yang berasal dari sampah atau sisa makanan yang sudah tidak terpakai kembali,yang dihasilkan dari sampah organik. Dilansir dari Waste4Change, eco enzyme dihasilkan oleh respirasi anaerob (metabolisme tanpa oksigen) yang dilakukan oleh bakteri untuk memperoleh energi dari karbohidrat. Selain memanfaatkan sampah dapur, peserta didik juga diajak untuk membuat kompos dari dedaunan kering. Hal ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan sekolah yang asri, bebas dari sampah dan go green. "Tema tersebut diangkat serta merta, berkaca dari banykanya sampah daur disekolah yang tidak termanfaatkan dan dibuang begitu saja, melihat hal tersebut kami mengajak peserta didik untuk bersama-sama membuat sesuatu yang bermanfaat. Dari sampah yang tidak bernilai, menjadi lebih bermanfaat dan bernilai guna". Ungkap Pak Arif, selaku koodinator P5.
Setelah beberapa bulan mengenalkan kepada anak-anak dan membuat eco-enzym serta pupuk kompos, kemudian diberikan pengaruhnya kepada tanaman. Tanaman yang ditanam adalah pakcoy. Namun, dikarenakan eco-enzym-nya mengalami tingkat keasaam pH yang tinggi. Maka ketika diberikan ketanaman, tanaman menjadi sedikit layu. Peserta didik dan guru-guru kemudian berfokus pada kegiatanya menanamnya. Memberikan arahan dan pemahaman kepada peserta didik, bahwa tanaman perlu untuk disiram. Alhamdulillah, alhasil tanaman pakcoy tersebut, tumbuh dan hasilnya dapat dibagikan kepada masyarakat sekitar.
"Alhamdulillah, anak-anak panen pakcoy dan hasilnya dibagikan ke masyarakat setiap hari Jumat, melalui JUMBERI (Jumat Berbagi). Diharapkan dengan adanya program ini, semakin melatih kepekaan anak-anak dan mengajarkan berbagi ke sesama walaupun bukan dari bentuk uang secara langsung. Pembagian sayur kepada masyarakat ini juga terus berlanjut setiap hari Jum'at pagi". Ujar Sri Mulyanti, Koordinator HUMAS SDMP sekaligus sebagai wali kelas 1.
(Siswa-siswi SDMP siap membagikan pakcoy kepada masyarakat) |
(Siswi SDMP didampingi guru kelas membagikan pakcoy tersebut kepada masyarakat) |
Kali ini, yang kebagian panen adalah kelas 1-2. Antusias mereka yang begitu luarbiasa untuk sama-sama ingin membungkus hasil panen dan membagikannya kepada masyarakat sekitar. Lebih lanjut Sandra Aryani,kepala SDMP mengatakan bahwa harapannya program dan pelaksaan P5 ini terus berlanjut. Walaupun berbagi sayuran hasil panen, hal tersebut akan menumbuhkan rasa berbagi anak-anak juga ke masyarakat. Bahkan anak-anak ikut terjun langsung membagikan sayuran, sebagai praktek langsung yang akan memberikan memori kebaikan untuk menjadi bekal hidup dalam bermasyarakat. Menurut beliau juga bahwa ketika setiap satuan pendidikan mampu mengimplementasikan P5 ini dengan baik sesuai dengan esensi, alur, dan penilaiannya tentunya akan memberikan manfaat bagi satuan pendidikan, yaitu menjadikan satuan pendidikan yang lebih terbuka dan berpartisipasi aktif dan berkontibusi di lingkungan sekitarnya.
0 comments:
Posting Komentar