Jl. Ulin No. 27 Panarung, Pahandut, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, NPSN : 30203650, Telepon : 0811-4272-323, email :web@sdmp.sch.id

SDMP Peringati Hari Batik Nasional dengan Semangat “Merawit”

Palangka Raya, 2 Oktober 2025 — Dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional dengan Tema Nasional "Merawit", seluruh warga SD Muhammadiyah Pahandut turut ambil bagian dalam kegiatan yang penuh semangat dan warna. Mengusung tema “Berkarya dengan Teliti, Menghias dengan Hati”, kegiatan ini bukan sekadar perayaan, tetapi juga menjadi wadah untuk menanamkan nilai cinta budaya, ketelitian, dan rasa bangga terhadap warisan bangsa Indonesia.

Pagi yang cerah di hari Kamis, 2 Oktober 2025, menjadi saksi kemeriahan suasana di lingkungan sekolah. Sejak pukul 07.00 WIB, para siswa, guru, dan tenaga kependidikan telah hadir mengenakan pakaian batik dengan berbagai corak dan warna yang mempesona. Motif parang, kawung, mega mendung, dan jumputan tampak berbaur menjadi lautan warna yang indah, mencerminkan keberagaman budaya Indonesia yang menyatu dalam kebersamaan.

🚶‍♀️ Parade Batik di Jl. Ulin

Kegiatan dibuka dengan parade jalan kaki bersama di sekitar Jl. Ulin, lingkungan sekitar sekolah. Dengan tertib dan penuh semangat, para siswa berbaris rapi sambil membawa spanduk bertuliskan “Hari Batik Nasional 2025" dan beberapa informasi literasi mengenai batik.
Sorak gembira anak-anak dan senyum hangat para guru mewarnai suasana pagi itu. Warga sekitar pun tampak antusias menyaksikan parade, beberapa di antaranya mengabadikan momen tersebut melalui ponsel mereka.

(Dokumentasi : Siswa/i SDMP dan seluruh tenaga pendidik dan Staff SDMP sedang melakukan parade, memperingati hari Batik)

Parade ini tidak hanya menjadi bentuk selebrasi, tetapi juga cara sekolah untuk memperkenalkan dan mengajak masyarakat sekitar mencintai batik sebagai bagian dari identitas bangsa.

🎨 Ekspresi Seni: Membatik Tie Dye & Melukis di Payung

Usai parade, kegiatan dilanjutkan di halaman dan kelas sekolah dengan kegiatan seni membatik yang dibedakan berdasarkan jenjang kelas.
Untuk kelas rendah (kelas 1–3), para siswa diajak untuk membuat batik Tie Dye — teknik ikat celup yang menghasilkan pola unik dan warna-warni cerah. Dengan tangan kecil mereka, para siswa belajar mengikat kain, mencelupnya dalam pewarna, dan melihat hasil batik ciptaan mereka sendiri. Tawa dan keceriaan terdengar di setiap sudut kelas.



(Dokumentasi : Siswa-siswi kelas Rendah membuat Batik Tie Dye)

Sementara itu, kelas tinggi (kelas 4–6) mengekspresikan kreativitas melalui kegiatan melukis motif batik di atas media payung. Kegiatan ini menantang siswa untuk menggabungkan keindahan motif tradisional dengan media yang tidak biasa. Hasilnya sungguh luar biasa — payung-payung warna-warni dengan motif batik khas Indonesia menghiasi halaman sekolah dan menjadi pemandangan indah yang penuh makna.






(Dokumentasi : Siswa-siswi kelas tinggi membuat Batik Tie Dye)

🪡 Makna “Merawit”: Teliti, Rapi, dan Bernilai

Tema “Merawit” diangkat bukan tanpa alasan. Kata “merawit” dalam dunia batik berarti sesuatu yang dikerjakan dengan teliti, rapi, dan penuh kehati-hatian — mencerminkan filosofi dalam proses membatik itu sendiri.

Kepala SD Muhammadiyah Pahandut, Ibu Sandra Aryani, dalam sambutannya menyampaikan makna mendalam dari kegiatan ini:

“Makna batik menurut Ibu penuh dengan arti di setiap pola. Kali ini, tema Batik Merawit identik dengan batik yang dibuat dengan teliti. Maknanya, melestarikan batik Indonesia dan mengimplementasikannya dalam pembelajaran. Sesuatu itu harus dikerjakan dengan penuh kehati-hatian agar hasilnya maksimal dan bermakna.”

(Dokumentasi: Foto bersama Kepala Sekolah dengan Pengawas sekolah)

Beliau juga menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk pembelajaran kontekstual yang memadukan antara nilai budaya, keterampilan, dan karakter teliti dalam bekerja.

👩‍🏫 Suara Guru dan Siswa

Guru kelas, Bu Yeni Oktri Yani, menambahkan bahwa Hari Batik Nasional menjadi kesempatan emas bagi generasi muda untuk mengenal dan mencintai ragam batik Nusantara.

“Hari Batik sangat bagus, karena kita mengenal bahwa di Indonesia banyak sekali macam-macam batik. Ini menjadi momen regenerasi batik bagi para pelajar,” ujarnya.

Tidak hanya para guru, siswa-siswi pun tampak antusias mengikuti kegiatan.
Abiyu, siswa kelas 6B, berkata dengan semangat,

“Perasaan saat membatik sangat senang!”
Sedangkan Dara, siswi kelas 2B, mengaku,
“Perasaan saat membatik seru! Aku suka lihat warnanya berubah.”

Selain guru kelas, beberapa guru lain juga turut memberikan pandangan filosofis mengenai makna batik.
Bapak Said Azmi menyampaikan,

“Hari Batik adalah hari di mana kita mengapresiasi hasil karya anak bangsa. Menggunakan batik bukan hanya formalitas, tetapi bentuk rasa cinta dan penghargaan terhadap ciptaan para leluhur yang menjadi ciri khas bangsa kita.”

Sementara Bapak Satrya Karunia Tri Haryanto menambahkan,

“Makna Hari Batik sangat mendalam karena menjadi identitas nasional. Walaupun secara sejarah erat kaitannya dengan Pulau Jawa, kini batik telah menjadi milik seluruh Indonesia. Tiap daerah memiliki pola dan ciri khasnya sendiri. Dengan memperingati Hari Batik, kita menguatkan identitas bahwa batik adalah simbol budaya bersama masyarakat Indonesia.”

🌸 Menanamkan Cinta Budaya Sejak Dini

Kegiatan peringatan Hari Batik Nasional di SD Muhammadiyah Pahandut ini menjadi bukti nyata bahwa pendidikan tidak hanya tentang akademik, tetapi juga tentang karakter, rasa nasionalisme, dan pelestarian budaya.
Dengan melibatkan seluruh siswa, guru, dan tenaga kependidikan, kegiatan ini menumbuhkan rasa bangga terhadap karya anak bangsa serta mengajarkan nilai-nilai teliti, sabar, dan cinta tanah air.

Di akhir kegiatan, halaman sekolah berubah menjadi galeri batik mini — payung-payung diletakkan di halaman, dan kain Tie Dye hasil karya siswa terpajang indah di setiap sudut sekolah. Warna-warna itu seolah menjadi simbol semangat dan kreativitas generasi muda yang siap melestarikan budaya Indonesia di masa depan.

Dengan semangat Merawit, SD Muhammadiyah Pahandut membuktikan bahwa membatik bukan hanya tentang mencipta motif, tetapi juga tentang menenun nilai, kesabaran, dan cinta budaya dalam setiap goresan warna. (Tim JuLik)

Share on Google Plus

About Pertiwi

Menulis telah menjadi hobinya sejak bangku sekolah dasar. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, tertarik juga dengan dunia fotografi dan design. Penulis memiliki nama lengkap Pertiwi Adi Puji Astuti ini, merupakan kelahiran asli Karanganyar tepatnya pada bulan Mei tahun 2000. Masa Sekolah Dasar sering nomaden (Jawa-Kalimantan) namun sejak kelas 6 sudah menetap di Jawa Tengah. Semenjak kuliah mencoba menjadi anak rantau, hingga kembali lagi ke Kalimantan. Penulis kerap disapa dengan panggilan Pertiwi. Hingga sekarang fokus di dunia pendidikan, photografi dan design. Lebih lanjut penulis dapat dihubungi di kontak email @pertiwiadi24@gmail.com dan instragram @pertiwi_apa

0 comments:

Posting Komentar

Rainbow Mac - Working